Apakah anda salah satu pencinta batik Indonesia? Pasti anda seseorang yang mempunyai jiwa nasionalis yang tinggi. Sudah diketahui bersama bahwa kerajinan batik adalah salah satu budaya khas Indonesia. Apakah ini membuat anda bangga sebagai warga negara Indonesia?
Sebagai satu warisan budaya, kain batik jadi satu diantara kekayaan yang dipunyai Indonesia. Lewat sistem pembatikan yang panjang serta khas, kain yang awalannya tak mempunyai nilai seni, jadi kain yang penuh arti serta filosofi.
Tetapi, di kelompok generasi muda, batik seakan dinilai “kuno” karena sering jadi satu baju yang mempunyai pakem kuat. Diluar itu, kain ini dapat dinilai tak ikuti keperluan serta tren jaman.
Lihat saja galeri batik Indonesia di Budi dan Siti, sangat menawan. Melihat saja sebenarnya kurang memuaskan, harusnya memiliki baju batik, baik dipakai untuk acara formal maupun untuk koleksi.
Asumsi ini seakan diruntuhkan, bila lihat design, motif, serta pola yang dihidangkan dalam baju rancangan Karina Lucyawati. Wanita yang akrab disapa Lucyawati ini, telah lama akrab dengan batik.
Ke-2 orang tuanya adalah penjual batik-batik khas Jawa di Kota Bandung. Walau awalannya, tak mempunyai ketrampilan di bagian design ataupun pembatikan, tetapi dia begitu mengagumi akan dengan motif-motif alami yang dipertunjukkan oleh kain batik.
Dia juga lihat, ketertarikan anak muda sekarang ini pada batik selalu bertambah, bersamaan dengan beberapa jenis bajunya. Tidak menginginkan ketinggal, dia juga memerankan usaha baru dengan jual serta terjun segera dalam mendesain baju batik yang diberinya nama Tempat tinggal Batik Cipaku.
Design yang dibuatnya, demikian bermacam. Dari mulai design baju yang kasual, semi resmi, sampai long dress yang bahkan juga dapat dipakai waktu menghadiri pesta.
Umpamanya saja untuk jenis kasual, dia gabungkan dengan atasan ataupun bawahan yang berkesan “cuek” serta lebih kekinian. Dalam balutan design baju blouse Rahajeng, dia mendesain pola basic kotak.
Dia mendatangkan baju batik pesisir dari Pekalongan, yang mempunyai motif kontemporer. Warna broken white serta abu pada motif, demikian cocok dengan pola serta design yang dipertunjukkan. Motifnya yang lebih kontemporer, demikian kasual bila dipakai dalam sehari-harinya.
Jahitan yang apik serta jenis design yang terlihat asimentris, bikin design baju batik ini lebih urban serta pas bila dipasangkan dengan celana blue jeans. Gabungan blue jeans yang robek-robek serta blouse yang asimentris, jadikan baju batik tampak lebih moderen, kasual, serta style dalam beragam peluang.
“Bila dahulu gunakan pakaian batik itu cuma pada acara-acara resmi, saat ini dengan macam baju yang variasi, baju batik dapat juga digunakan hang out, berjalan-jalan ke mall, nongkrong, serta aktivitas sehari-harinya yang lain. Terkecuali tetaplah style serta menyukai ciri khas negeri sendiri, batik bila di desain dengan pas, dapat sesuai sama dalam acara apa pun. Semuanya bergantung jenis design serta motifnya. Namun kita juga butuh ingat, kalau terdapat banyak motif batik yang memanglah dipakai pada acara-acara spesifik saja. Hal semacam ini terkait erat dengan kebiasaan istiadat batik itu berasal,” tutur wanita lulusan Kedokteran Kampus Maranatha ini.
Lain dengan blouse Rahajeng, kesan resmi serta menawan dipertunjukkan Lucy dalam balutan baju jenis sack dress Alila. Motifnya yang mempunyai warna jelas, di buat jenis atasan berbentuk peplum dengan sisi ekor yang lebih memanjang ke bawah. Supaya berkesan seksi namun masih tetap sopan, di bagian atas dada, digabungkan dengan tile berwarna kulit. Hingga, walau memiliki bentuk seperti kemben, namun masih tetap nyaman dipakai.
Untuk bawahannya, dia bikin rok span dengan jenis lurus selutut. Dengan memakai kain batik bermotif sama, rok itu di beri belahan tepi. Hal semacam ini ditujukan supaya terkecuali memudahan si pengguna untuk jalan, iris tepi ini juga memberi aksen seksi namun masih tetap bersahaja serta sopan dengan balutan kain khas tradisional.
“Untuk kain batik, sampai kini kami ada banyak mengambil dari pulau Jawa. Terlebih batik Solo, mereka mempunyai pewarnaan yang lebih alami, motifnya lebih bermacam, serta cukup banyak disukai. Terkecuali motif serta warna batik Solo yang otentik, saat ini batik Solo banyak juga warna pastel serta warna muda yang ditonjolkan,” kata dia.
Untuk Lucy, mendesain satu baju dari kain tradisional tidaklah gampang. Terkecuali mengutamakan diri untuk pelatihan pembuatan pola, dia juga pelajari beragam jenis filosofi, arti, sampai pembuatan motif batik tersebut. Satu diantara tantangan yang cukup berat, di mana motif pada kain batik, terutama batik catat, itu tak pernah betul-betul sama. Guratan cairan malam pada cangklong pembatik, bakal tidak sama keduanya. Karenanya, nilai seni dari kain batik juga, bakal tidak sama dengan kain yang lain.
Tidak cuma batik, kain nusantara yang saat ini tengah naik daun juga yaitu kain dengan motif tenun Bali. Melalui design dress Seruni, dia mendatangkan design baju crop top. Jenis atasannya mengambil crop top yang sederhana namun masih tetap kasual, digabungkan dengan bawahan rok span atas pinggang atau high waist.
Dengan warna denim, Lucy menggabungkan ketepatan motif kain songket bali di bagian tengah serta bagian-bagian pinggir baju. Dengan jenis yang sederhana, baju sejenis ini juga, bukan sekedar pas dipakai pada acara resmi, namun juga kasual.
“Pada intinya kain nusantara mempunyai nilai seni yang lebih tinggi, lantaran prosesnya yang tidak instan. Tetapi, supaya kain nusantara seperti batik itu bertahan di dalam gempuran beberapa merk asing, harus, design baju juga mesti diusahakan dapat dipakai pada acara-acara sehari-harinya, mauphn resmi. Jadikan baju keseharian kita dnegan jati diri kebangsaan yang kita punyai,” pungkas dia.